logo

ARTIKEL

Market Insight - April Eps. 1

Market Insight - April Eps. 1

Market Insight – 6 April 2020

Review: Selama Minggu Pertama April 2020, IHSG menguat +1.71% dari 4,545.57 menjadi 4,623.43 sementara itu LQ45 menguat +0.52% dari 698.78 menjadi 702.42; terdapat 7 indeks sektoral mengalami penguatan dan 3 indeks sektoral mengalami pelemahan selama Minggu Pertama April 2020 ini; dari nilai Rupiah terapresiasi terhadap JPY, sementara itu Rupiah terdepresiasi terhadap USD, EUR dan CNY.

Selama sepekan Bursa global kembali melemah, berbanding terbalik dengan bursa domestik. Adanya intervensi (triple intervention) dari Bank Indonesia juga membuat IHSG semakin perkasa. Asal tahu, bank sentral Indonesia ini akan terus menstabilkan nilai tukar rupiah melalui triple intervention baik secara spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), hingga pembelian SBN dari pasar sekunder. Faktor kebijakan dalam negeri seperti stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi suplemen bagi IHSG dalam sepekan. Selain itu, kenaikan harga-harga komoditas serta perkembangan kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia menjadi sentimen yang mengiringi pergerakan IHSG minggu ini.

Preview: Untuk pekan depan, indeks diprediksi kembali bergerak volatile. Adapun sentimen yang berpotensi mempengaruhi pergerakan Jakarta Composite Index (JCI) minggu depan salah satunya adalah rilis cadangan devisa (cadev). Hal yang perlu dicermati ialah perkembangan stimulus oleh pemerintah AS dan perkembangan Covid-19 beserta penanganannya termasuk di Indonesia. Setelah pekan lalu berbagai kebijakan stimulus dikeluarkan baik dari pemerintah AS dan Indonesia yang direspon cukup baik oleh investor, kini investor kembali menanti upaya-upaya lanjutan pemerintah menanggulangi penyebaran virus Covid-19. Namun demikian, saat ini banyak saham yang punya valuasi menarik, karena itu ketika terjadi koreksi di pasar dapat kembali dilakukan akumulasi beli. Dari Pasar Surat Hutang, pada Selasa (7/4), pemerintah akan menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk. Diprediksi lelang SBSN pekan depan masih akan memiliki prospek positif. Berkaca dari yield yang ditawarkan pemerintah yang masih cukup menarik, dirasa sanggup menjadi daya tarik bagi investor khususnya mereka yang berinvestasi di jangka panjang. Hal ini didukung oleh iklim suku bunga acuan yang rendah saat ini.

REKSA DANA

alt text

Dari Reksa Dana, Produk Corpus Balanced Fund I selama Minggu Pertama April 2020 memiliki imbal hasil (return) +5.06%, Corpus Bond Plus selama Minggu Pertama April 2020 memiliki imbal hasil (return) +0.67%, dan Corpus Theologia Fixed Income Fund selama Minggu Pertama April 2020 memiliki imbal hasil (return) +0.14%. Sementara benchmark Infovesta Reksa Dana Campuran Minggu Pertama April 2020 memiliki imbal hasil (return) +3.32% dan Infovesta Reksa Dana Pendapatan Tetap Minggu Pertama April 2020 memiliki imbal hasil (return) +0.06%.

Reksa Dana Corpus Bond Plus adalah reksa dana berjenis pendapatan tetap yang isi portofolionya terdapat maksimum 18% di efek bersifat ekuitas atau saham. Dengan demikian Reksa Dana Corpus Bond Plus mengalami penurunan return setahunnya menjadi 2,10% yang disebabkan karena adanya portofolio saham walau kecil memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap return yang dihasilkan.

Reksa Dana Corpus Balanced Fund I adalah reksa dana berjenis campuran dengan portofolionya yang komposisinya minimum 1% dan maksimum 79% pada efek saham, obligasi dan pasar uang. Dengan demikian karena isi dari Reksa Dana ini lebih banyak porsi sahamnya dibandingkan reksa dana lainnya, memberikan imbas penurunan return yang lebih dalam. Dalam 1 tahun terakhir Reksa Dana Corpus Balanced Fund I memberikan return -32,32% yang merupakan dampak penurunan harga-harga saham yang sangat drastis akibat issue Covid-19.

Dalam kondisi saat ini melihat tujuan awal berinvestasi di reksa dana, untuk investor yang masuk ke Reksa Dana dengan risiko kecil seperti Reksa Dana Corpus Theologia Fixed Income Fund, tidak terlalu terpengaruhi dengan kondisi market karena portofolio Reksa Dana Corpus Theologia Fixed Income Fund yang minimum 80% di efek bersifat hutang atau obligasi. Dengan return satu tahun terakhir sebesar 7,95% reksa dana ini masih dapat memberikan return yang cederung lebih stabil. Cocok untuk investor pemula dan investor yang mau berinvestasi dengan risiko yang lebih kecil.


Disclaimer:

Investasi melalui Reksa Dana mengandung Risiko. Calon Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui Reksa Dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan masa datang.