logo

ARTIKEL

Market Insight - Maret Eps. 2

Market Insight - Maret Eps. 2

Review: Selama Minggu Kedua Maret 2020, IHSG menguat -10.75% dari 5,498.54 menjadi 4,907.57 sementara itu LQ45 menguat -12.37% dari 887.03 menjadi 777.27; terdapat 10 indeks sektoral mengalami pelemahan selama Minggu Kedua Maret 2020 ini; dari nilai Rupiah kembali terdepresiasi terhadap USD, EUR, JPY dan CNY.

Bursa Global melorot karena investor mulai khawatir akan semakin meluasnya penyebaran virus Covid-19 setelah WHO menyatakan virus tersebut menjadi pandemi. Invetor juga khawatir akan terjadinya perlambatan ekonomi secara global imbas dari virus Covid-19 ini. Dari dalam negeri, indeks juga melemah dalam imbas dari mulai menyebarnya virus Covid-19. Pemerintah tengah berupaya mencegah dan menanggulangi virus ini agar tidak kembali meluas. Berbagai upaya pemerintah juga dilakukan untuk menjaga kondisi perekonomian Indonesia. Diantaranya ialah kebijakan buyback saham tanpa persetujuan RUPS, perubahan batasan auto rejection bawah, penyesuaian nilai haircut, pemberlakuan trading halt apabila IHSG turun tajam, pemberian stimulus untuk menjaga kestabilan perekonomian, pemotongan pajak pph 21-25. Hal tersebut diharapkan mampu menjaga kondisi perekonomian Indonesia ditengah mewabahnya virus Covid-19.

Preview : Sepekan ke depan, penyebaran virus corona (Covid-19) memang masih membayangi langkah IHSG. Namun, pasar juga menantikan rilis Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2020 dan keputusan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI7DRRR) yang diprediksi akan kembali dipangkas. Sementara itu berita tentang adanya dana pensiun dan asuransi diharapkan menjadi angin segar pendorong indeks pekan ini. Dari sentimen global, langkah mengejutkan The Fed kembali memangkas suku bunga Fed Fund Rate menjadi 0%-0.25% diprediksi menjadi katalis positif pekan ini. Penurunan suku bunga BI dan The Fed menjadi angin segar bagi pasar obligasi pekan ini setelah pekan kemarin obligasi juga terimbas penurunan akibat Covid-19. Naiknya harga SUN tidak senada dengan pelemahan di pasar surat utang pemerintah negara Amerika Serikat (AS). Di antara pasar obligasi, SBN menjadi yang terbaik di antara negara berkembang lainnya dan AS. Hal tersebut mencerminkan investor global beralih fungsi dari sentimen risiko ke obligasi pemerintah di sejumlah negara maju kecuali AS dan juga mengalirkan dananya ke SUN Garuda yang paling baik dibandingkan negara berkembang lainnya. Selama pekan ini diprediksi akan terjadi switching produk investasi baik dari saham ke obligasi atau sebaliknya.

REKSA DANA

alt text

Dari Reksa Dana Produk Corpus Balanced Fund I selama Minggu Kedua Maret 2020 memiliki imbal hasil (return) -13.47%, Corpus Bond Plus selama Minggu Kedua Maret 2020 memiliki imbal hasil (return) -2.02%, dan Corpus Theologia Fixed Income Fund selama Minggu Kedua Maret 2020 memiliki imbal hasil (return) +0.14%. Sementara benchmark Infovesta Reksa Dana Campuran Minggu Kedua Maret 2020 memiliki imbal hasil (return) -6.67% dan Infovesta Reksa Dana Pendapatan Tetap Minggu Kedua Maret 2020 memiliki imbal hasil (return) -2.25%.

Melihat kondisi IDX yang terkena suspensi dalam 2 hari secara berturut-turut dalam minggu pertama Maret 2020, tentunya akan memberikan impact yang signifikan pula pada reksa dana yang memiliki portofolio saham seperti reksa dana campuran dan reksa dana saham.

Reksa Dana Corpus Balanced Fund I, yaitu reksa dana berjenis campuran dengan komposisi portofolio di efek bersifat ekuitas (saham), efek bersifat hutang (obligasi) dan instrument pasar uang, terkena imbas yang cukup dalam terlihat dari harga Nav/Unit reksa dana dibawah Rp. 800,-, hal ini disebabkan karena beberapa saham-saham yang ada dalam portofolio turut mengalami penurunan. Bukan hanya reksa dana campuran yang dikelola oleh PT Corpus Kapital Manajemen saja yang mengalami penurunan namun secara keseluruhan reksa dana terutama yang berjenis saham dan campuran mengalami penurunan.

Untuk investor dan calon investor yang mau mulai berinvestasi jangka panjang, saat ini adalah saat terbaik untuk mulai masuk ke Reksa Dana Corpus Balanced Fund I, pada saat harga “murah”. Banyak yang menanyakan kapan harga paling bawah akan terjadi? Cara mengatasi agar kita bisa memaksimalkan investasi kita di reksa dana campuran adalah dengan membeli secara parsial, saat harga turun dapat membeli reksa dana dan bila ada kalanya harga mengalami penurunan lagi dapat membeli lagi untuk “average down” atau harga rata-rata cost yang lebih rendah.

Reksa Dana Corpus Bond Plus, pada minggu ke 2 bulan Maret ini juga mengalami penurunan walaupun tidak sedalam dari jenis reksa dana campuran. Hal ini dikarenakan Reksa Dana Corpus Bond Plus memiliki portofolio minimum 80% di efek bersifat hutang (obligasi) dan sisanya ada di efek bersifat ekuitas (saham) yang menyebabkan terjadinya penurunan harga Nav/Unit namun masih bisa terjaga karena adanya portofolio obligasi yang memberikan return yang lebih stabil.

Ditengah melemahnya pasar saham saat ini, untuk jangka pendek bisa berinvestasi ke reksa dana yang berbasis risiko lebih kecil seperti reksa dana berjenis pendapatan tetap : Corpus Theologia Fixed Income Fund, reksa dana ini berjenis pendapatan tetap yang memiliki portofolio di efek bersifat hutang (obligasi) dan pasar uang sehingga dapat memberikan return yang lebih stabil. Dari sisi return, Reksa Dana Corpus Theologia Fixed Income Fund masih stabil dikisaran 7,90% per tahunnya.

Disclaimer:

Investasi melalui Reksa Dana mengandung Risiko. Calon Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui Reksa Dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan masa datang.