logo

ARTIKEL

Market Insight - End of April

Market Insight - End of April

Market Insight – 30 April 2020

Review: Selama Minggu Kelima April 2020, IHSG menguat +4.90% dari 4,496.06 menjadi 4,716.40 sementara itu LQ45 menguat +7.52% dari 663.70 menjadi 713.64; terdapat 9 indeks sektoral mengalami penguatan dan 1 indeks sektoral mengalami pelemahan selama Minggu Kelima April 2020 ini; dari nilai Rupiah terapresiasi terhadap USD, EUR, JPY dan CNY.

Selama sepekan kemarin indeks ditutup menguat. Penguatan IHSG sepekan ini didorong kebijakan quantitave easing (QE) oleh Bank Indonesia. Di tingkat global, penurunan jumlah kasus korona dan pelonggaran lockdown di beberapa negara jadi sentimen positif.Rabu (29/4), Gubernur BI mengumumkan telah melakukan QE sebesar Rp 386 triliun sepanjang Januari 2020-April 2020. Pada Mei 2020 nanti, BI akan menambah QE sebesar Rp 117,8 triliun.Kebijakan ini berujung pada penguatan rupiah, yang lantas memberikan sentimen positif ke IHSG. Selain itu, penguatan IHSG dalam sepekan ini juga didorong meredanya sentimen korona dan rencana pembukaan lockdown di beberapa negara. Di Italia dan Jerman lockdown akan berakhir pada 4 Mei. Di Belanda pada 11 Mei. Sejumlah negara bagian di AS juga dikabarkan telah membuka kembali perekonomiannya. Dari dalam negeri belum ada sentimen positif, mungkin dari pembagian dividen namun pengaruhnya kecil, hanya pada beberapa emiten saja.

Preview: Untuk pekan depan, indeks diprediksi kembali bergerak volatile cenderung kembali menguat penguatan bursa global termasuk di Indonesia pekan kemarin lebih disebabkan oleh minat risiko (risk appetite) asing terhadap pasar saham yang sudah membaik. Investor menanti perkembangan obat yang dikembangkan oleh Gilead Sciences yaitu remdesivir diklaim mampu mempercepat pemulihan pasien Covid-19. Bahkan Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penggunaan obat tersebut. Dari dalam negeri, sentimen Bank Indonesia (BI) yang menerapkan monetary easing mulai dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM), suku bunga acuan dan program quantitative easing sebesar Rp 500 triliun diprediksi menjadi angin segar bari para pelaku industri dan investor.

REKSA DANA

alt text

Dari Reksa Dana, Produk Corpus Balanced Fund I selama Minggu Kelima April 2020 memiliki imbal hasil (return) +4.65%, Corpus Bond Plus selama Minggu Kelima April 2020 memiliki imbal hasil (return) +0.74%, dan Corpus Theologia Fixed Income Fund selama Minggu Kelima April 2020 memiliki imbal hasil (return) +0.11%. Sementara benchmark Infovesta Reksa Dana Campuran Minggu Kelima April 2020 memiliki imbal hasil (return) +1.85% dan Infovesta Reksa Dana Pendapatan Tetap Minggu Kelima April 2020 memiliki imbal hasil (return) -0.12%.

Reksa Dana Corpus Bond Plus adalah reksa dana berjenis pendapatan tetap yang isi portofolionya terdiri dari efek bersifat hutang atau obligasi dengan komposisi minimum 80% dan maksimum 98% serta minimum 2% dan maksimum 18% pada instrument pasar uang dan minimum 0% dan maksimum 18% di efek bersifat ekuitas atau saham. Dengan demikian Reksa Dana Corpus Bond Plus dibandingkan dengan 1 minggu kemarin mengalami kenaikan sebesar 0,74 % serta return setahunnya menjadi 2,55% yang disebabkan karena adanya portofolio saham walau kecil memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap return yang dihasilkan.

Reksa Dana Corpus Balanced Fund I adalah reksa dana berjenis campuran dengan portofolionya yang komposisinya minimum 1% dan maksimum 79% pada efek saham, obligasi dan pasar uang. Dengan demikian karena isi dari Reksa Dana ini lebih banyak porsi sahamnya dibandingkan reksa dana lainnya, memberikan imbas penurunan return yang lebih dalam. Dalam seminggu terakhir Reksa Dana Corpus Balanced Fund I mengalami kenaikan sebesar 4,65 % dan setahunnya sebesar memberikan -31,59%.

Dalam kondisi saat ini melihat tujuan awal berinvestasi di reksa dana, untuk investor yang masuk ke Reksa Dana dengan risiko kecil seperti Reksa Dana Corpus Theologia Fixed Income Fund, tidak terlalu terpengaruhi dengan kondisi market karena portofolio Reksa Dana Corpus Theologia Fixed Income Fund yang minimum 80% di efek bersifat hutang atau obligasi dan sisanya ada di instrument pasar uang. Dengan return satu tahun terakhir sebesar 7,85% reksa dana ini masih dapat memberikan return yang cederung lebih stabil. Cocok untuk investor pemula dan investor yang mau berinvestasi dengan risiko yang lebih kecil.

Disclaimer:

Investasi melalui Reksa Dana mengandung Risiko. Calon Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui Reksa Dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan masa datang.